Review dan Sinopsis Novel Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta Seno Gumira Ajidarma
Spot Iklan 768x90 120x120 300x250 Tersedia, Hubungi Via Facebook
Jika hidup itu ibarat kopi, mungkin pahit rasanya. Tapi bukan berarti kita tidak bisa berfikir untuk membuat kopi itu menjadi manis untuk dinikmati. Carilah sesuatu yang bisa menjadikan hidup itu menjadi manis, bukankah soal rasa hanya masing-masing dari kita yang menciptakannya?Selamat menikmati Hidup :-)
Judul Novel : Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta
Penulis : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : FIksi
Terbit : Januari 1996
Halaman : 85 + Cover depan dan belakang Novel
Dimensi : 140 mm x 210 mm
ISBN : 9789796551255
Negara : Indonesia
Review :
Novel ini mengisahkan tentang seorang wanita yang sedang membicarakan tentang cinta melalui telepon umum dengan seseorang di seberang sana. Wanita tersebut terlalu lama membicarakan tentang cinta sehingga membuat orang yang mengantre di belakangnya menjadi cemas menunggu selesainya wanita itu menelepon. Para pengantre menjadi berdecak-decak gelisah. Terdengar suara wanita itu meninggi. “kamu itu bagaimana sih? Kamu tahu kan aku sayang padamu, aku selalu kangen padamu. Aku cinta sekali padamu, kamu jangan begitu dong”. Tanpa disadari, wanita tersebut memasukkan koin lagi, dua sekaligus, yang secara otomatis percakapan masih akan terus berlangsung sekitar 12 menit. Hal itu dilakukannya terus menerus, sampai akhirnya terdengar suara “He, mbak! Ini telepon umum! Gantian dong!.” “sebentar, sebentar” kata wanita itu. Sampai akhirnya raut muka si wanita berubah menjadi gelisah lagi. Ia bertanya kepada seseorang yang diteleponnya di seberang sana “masih cintakah kamu pada istrimu? Kamu masih tidur dengan dia?.” Orang yang berada didekatnya senantiasa menjauh. Mencari tempat duduk. Tidak ada lagi yang dilakukan selain menunggu. Sampai akhirnya ia bertanya “apa sih artinya cinta untukmu?”tuuut…. Koinnya habis. Hubunganpun terputus. Begitu ia merogoh dompetnya, tak ada lagi koin. Ia membanting gagang telepon. Pengantre yang dari tadi menunggu, segera menyerobot dengan segera memaksa. Wanita itu masih punya kepentingan penting. Ia masih menyimpan pertanyaan untuk cinta.
Sinopsis :
Cinta barangkali memang indah, namun cinta di kota metropolitan yang begitu longgar norma-normanya, ternyata tidak selalu pas tidak selalu berakhir dengan : "dan mereka hidup bahagia selama-lamanya".Dalam buku kumpulan cerita pendek ini, penulisnya merekam peristiwa cinta yang menghinggapi pasangan-pasangan yang tidak pas tersebut : antara seorang gadis dengan suami orang, antara seorang suami dengan istri orang lain, antara seorang istri dengan pria lain entah siapa, bahkan cinta antara pasangan sejenis. Namun, antara pasangan yang resminya pas, boleh, dan halal, ternyata cinta pun tidak dengan sendirinya beres. Selalu ada Sebuah Pertanyaan untuk Cinta dalam kehidupan nyata bukan dalam dongeng.
Cinta barangkali memang indah, namun cinta di kota metropolitan yang begitu longgar norma-normanya, ternyata tidak selalu pas tidak selalu berakhir dengan : "dan mereka hidup bahagia selama-lamanya".Dalam buku kumpulan cerita pendek ini, penulisnya merekam peristiwa cinta yang menghinggapi pasangan-pasangan yang tidak pas tersebut : antara seorang gadis dengan suami orang, antara seorang suami dengan istri orang lain, antara seorang istri dengan pria lain entah siapa, bahkan cinta antara pasangan sejenis. Namun, antara pasangan yang resminya pas, boleh, dan halal, ternyata cinta pun tidak dengan sendirinya beres. Selalu ada Sebuah Pertanyaan untuk Cinta dalam kehidupan nyata bukan dalam dongeng.
Keterangan :
Novel yang berjudul Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta merupakan karya novel kelima setelah terbitnya Novel Manusia Kamar (1988), Penembak Misterius (1993), Saksi Mata (l994), Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (1995). Karena tatabahasa dan penjelasan makna yang terdapat pada Novel Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta mengundang banyak orang yang penasaran yang kemudian pada tahun 2000an kemudian diadaptasi menjadi Film drama Indonesia yang disutradarai oleh Enison Sinaro dan dibintangi oleh Kirey dan Cok Simbara yang coba di visualisasi rentang dalam tiga periode: tahun '70, '80, '90-an. Secara fisik, kisah memang dibagi tiga periode itu, sambil mencoba mengungkapkan tokoh utama kisah menjalani tiga periode kehidupan mereka. Sebagian karya-karya dan buku-buku Seno Gumira Ajidarma memang sudah tidak terbit lagi di pasaran, namun jika anda tertarik anda masih bisa mengoleksinya dengan cara share dengan sesama penggemar Seno Gumira Ajidharma melalui : senogumiraajidarma@yahoogroups.com