-->
Pasang Iklan

Review dan Sinopsis Novel Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi

Spot Iklan 768x90 120x120 300x250 Tersedia, Hubungi Via Facebook

Jika hidup itu ibarat kopi, mungkin pahit rasanya. Tapi bukan berarti kita tidak bisa berfikir untuk membuat kopi itu menjadi manis untuk dinikmati. Carilah sesuatu yang bisa menjadikan hidup itu menjadi manis, bukankah soal rasa hanya masing-masing dari kita yang menciptakannya?

Selamat menikmati Hidup :-)




Judul Novel : Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi

Penulis : M Aan Mansyur

Penerbit : Gagas Media

Genre : Fiksi

Terbit : Mei 2015

ISBN : 9789797808167

Dimensi : 13 x 19 cm

Jumlah Halaman : 276

Negara : Indonesia

Karakter : Jiwa Matajang, Jiwa Nanti

Review :
Sebelumnya apapun itu, saya melarang keras perempuan atau pria yang tipe Susah Move On untuk membaca buku ini. Believe it or not?! Kamu bisa baper berkepanjangan.


Menceritakan kisah Jiwa seorang lelaki yang berprofesi sebagai penulis, mencintai Nanti yang menikahi laki laki lain yang merupakan pilhan keluarga.


Banyak kata-kata puitis dalam buku ini yang merupakan ciri khas Aan Mansyur sebagai seorang penyair.


“Tetapi hidup selalu punya tetapi.”

"Menangislah. Menangislah. Menangislah. Tidak ada larangan bagi seorang lelaki untuk menangis. Tapi, tidak, aku tidak boleh menangis. Aku lahir pada musim hujan"

Menjadi kalimat quotable ... dari buku ini, menurut saya (saya belum menemukan kata yang pas untuk mengisi titik-titik : mujarap? pamungkas? pastinya kata-katanya menusuk layaknya jarum yang merajah tubuh sakit namun ketagihan dengan makna kata-kata indahnya)


Sinopsis : 
“Kau percaya masa depan masih memiliki kita?”
“Akan selalu ada kita. Aku percaya.”

NANTI tidak bisa begitu saja menoleh dan pergi dari masa lalu meskipun ia sudah berkali-kali melakukannya. Terakhir, ia mengucapkan selamat tinggal dan menikah dengan lelaki yang kini berbaring di makamnya itu.

Aku tidak pernah ingin mengucapkan selamat tinggal.
Aku tidak pernah mau beranjak dari masa lalu.

Masa lalu, bagiku, hanyalah masa depan yang pergi sementara.

Namun, ada saatnya ingatan akan kelelahan dan meletakkan masa lalu di tepi jalan. Angin akan datang menerbangkannya ke penjuru tiada. Menepikannya ke liang lupa. Dengan menuliskannya, ke dalam buku, misalnya, masa lalu mungkin akan berbaring abadi di halaman-halamannya.

Maka, akhirnya, kisah ini kuceritakan juga.


Keterangan :
Novel yang berjudul Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi merupakan karya asli M Aan Mansyur  penulis dan penyair muda yang pernah terlibat dalam produksi menulis puisi romantis untuk Rangga di Film Ada Apa Dengan Cinta 2. 
Pasang Iklan
b Comments