Review dan Sinopsis The Architecture of Love Ika Natasha
Spot Iklan 768x90 120x120 300x250 Tersedia, Hubungi Via Facebook
Jika hidup itu ibarat kopi, mungkin pahit rasanya. Tapi bukan berarti kita tidak bisa berfikir untuk membuat kopi itu menjadi manis untuk dinikmati. Carilah sesuatu yang bisa menjadikan hidup itu menjadi manis, bukankah soal rasa hanya masing-masing dari kita yang menciptakannya?Selamat menikmati Hidup :-)
Keterangan
Judul Novel : The Architecture of Love
Penulis : Ika Natasha
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Genre : Fiction, Romance
Terbit : 14 Juni 2016
ISBN : 9786020329260
Dimensi Buku : 135 mm x 200 mm
Jumlah Halaman : 304
Website Resmi : IkaNatasha
Negara : Indonesia
Bahasa : Indonesia
Karakter
- Raia Risjad
- River Jusuf
- Erin
- Aga
Review
Novel yang berjudul The Architecture of Love merupakan novel ke delapan Ika Natasha setelah menerbitkan novel fenomenal dalam negeri antara lain ; A Very Yuppy Wedding (2007), Divortiare (2008), Antologi Rasa (2011), Twivortiare (2012), Twivortiare 2 (2014), Critical Eleven (2015) dan Underground (2016).
Novel ini lahir dari Twitter, melalui polling yang dicuitkan oleh Ika Natassa pada followersnya. Ia menyatakan bahwa separuh dari novel ini adalah berkat hasil polling dari lebih 1500 penggemarnya, karena itu halaman depan ditulis kata pengantar oleh Teguh Wicaksono, Partnership Lead Twitter Indonesia. Novel ini juga mengklaim menjadi buku pertama di dunia yang ditulis dengan memanfaatkan fitur poll di Twitter.
Kisah ini dimulai ketika Raia pergi ke NY untuk liburan. Bukan benar-benar liburan karena sebenarnya ia ingin mencari ide untuk bukunya setelah lama tidak menulis dan putus asa serta sempat merasa gagal sebagai seorang penulis. Raia sedang berada di rumah teman Indonesia nya yang mengadakan pesta sambut pergantian tahun baru, sesaat setelah teriakan penanda tahun baru terdengar, Raia memisahkan diri dari kerumunan tidak sengaja bertemu dengan seorang lelaki di sebuah ruangan yang gelap. Sweater abu-abu, celana jins, dan kaus kaki hijau. Laki-laki dengan sorot mata tajam yang tidak Raia ketahui namanya tersebut berhasil mengusik rasa penasaran yang ada di dalam dirinya.
Raia melihat River sebagai sosok misterius yang membuatnya penasaran sementara River melihat Raia sebagai wanita yang manis menarik hatinya seketika terbayang sosok alm. istrinya begitu dekat dalam dirinya. Dalam dilema itu, River harus memutuskan untuk bertahan atau meninggalkan Raia.
Raia sadar bahwa laki-laki misterius itu memiliki kesamaan dengan dirinya–mereka memiliki at least one secret that will break people heart. Dan ketika Raia mulai membuka dirinya, di sisi lain ia merasa bahwa River hanya singgah sementara, tidak untuk menetap seperti yang pernah dilakukan oleh mantan suaminya.
Sinopsis
“People say that Paris is the city of love but for Raia, New York deserves the title more. It's not fall in love with the city like It's almost impossible not to fall in love in the city.”
New York mungkin berada di urutan teratas daftar kota yang paling banyak dijadikan setting cerita atau film. Di beberapa film Hollywood, mulai dari Nora Ephron's You've Got Mail hingga Martin Scorsese's Taxi Driver, New York bahkan bukan sekedar setting namun tampil sebagai karakter yang menghidupkan cerita.
Ke kota itulah Raia, seorang penulis fenomenal, mengejar inspirasi setelah sekian lama tidak mampu menggoreskan satu kalimat pun.
Raia menjadikan setiap sudut New York "kantor"-nya. Berjalan kaki menyusuri Brooklyn sampai Queens, dia mencari sepenggal cerita di setiap jengkalnya, pada orang-orang yang berpapasan dengannya, dalam percakapan yang dia dengar, dalam tatapan yang sedetik dua detik bertaut dengan kedua matanya. Namun bahkan setelah melakukan itu setiap hari, ditemani daun-daun menguning berguguran hingga butiran salju yang memutihkan kota ini, layar laptop Raia masih saja kosong tanpa cerita.
Sampai akhirnya dia bertemu seseorang yang mengajarnya melihat kota ini dengan cerita berbeda. Orang yang juga melihat kota ini dengan cara berbeda. Orang yang juga menyimpan rahasia yang tak pernah dia duga.